PENGERTIAN
& CONTOH DARI KONSUMEN INNOVATIVENESS, CONSUMER COMPULISIVE CONSUMPTION,
DAN CONSUMER ETHNORCENTRISM
CONSUMER INNOVATIVENESS
Jadi
konsumen inovativ adalah konsumen yang mampu memilih barang sesuai dengan
kebutuhannya dan selalu ingin berbeda dengan yg sudah dia beli sebelumnya.
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” dan atau “hasil” pengembangan dan/atau pemanfaatan / mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” dan atau “hasil” pengembangan dan/atau pemanfaatan / mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Inovasi
sebagai suatu “obyek” juga memiliki arti sebagai suatu produk atau praktik baru
yang tersedia bagi aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial. Biasanya,
beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan, bergantung pada konteksnya: suatu
inovasi dapat bersifat baru bagi suatu perusahaan (atau “agen/aktor”), baru
bagi pasar, atau negara atau daerah, atau baru secara global. Sementara itu,
inovasi sebagai suatu “aktivitas” merupakan proses penciptaan inovasi,
seringkali diidentifkasi dengan komersialisasi suatu invensi.
Contoh Kasus Consumer Innovativeness
Pedal
Sepeda Yang Memahami Anda
Bersepeda
merupakan satu hal yang cukup mengasyikkan bila dilakukan dengan santai dan
sebagai bentuk pemenuhan olahraga sekaligus bermanfaat untuk hiburan. Tetapi kondisinya
menjadi berbeda ketika kita sudah berkaitan dengan waktu atau dengan kata lain
sepeda tersebut kita andalkan untuk melakukan suatu aktifitas yang mendesak.
Sehingga perlu kecepatan dan kemahiran agar dapat mengejar waktu dan sampai
tujuan dengan selamat.
Pernahkah
terjadi pada diri anda ketika sedang mengayuh sepeda tiba-tiba kaki anda
terlepas atau meleset dari pedalnya? Tentu sangat menyebalkan belum lagi bila
akibat hal tersebut kaki anda menjadi terluka. Bila anda ingin merasakan hal
nyaman saat berkendara dengan sepeda dan terhindar dari hal tersebut, sebuah
pedal yang sangat memahami anda sepertinya layak untuk menjadi inovasi baru.
Pedal
ini memiliki fungsi yang sangat baik sebagai pijakan kaki agar tetap pada
posisi yang sebenarnya, bahkan dengan desain yang sempurna mampu dapat mengikat
sepatu anda bagai magnet. Jika sudah demikian anda tidak perlu khawatir lagi
saat bersepeda, baik saat harus mengayuh dengan cepat terlebih ketika bersepeda
santai. Mungkin ini juga dapat dihadiahkan untuk buah hati, sebagai salah satu
bentuk kasih sayang anda.
Consumer
Compulsive Consumption
Ketika
kita menggunakan istilah "konsumsi kompulsif," kita berbicara tentang
jenis perilaku konsumen yang tidak pantas, biasanya berlebihan, dan jelas
mengganggu kehidupan individu yang muncul impulsif didorong untuk mengkonsumsi.
Orang yang membeli sweater identik beberapa warna berbeda karena ia hanya
"harus" atau karena. "Saya merasa baik di dalamnya,"
meskipun ia tahu ia tidak mampu membayar untuk itu, adalah contoh klasik.
Meskipun konsekuensi mungkin memiliki efek yang parah pada kehidupan
sehari-hari, konsumen kompulsif membeli pula. Akibatnya, aktivitas normal
seperti membuka surat atau menjawab telepon mengambil makna baru. Bagi pembeli
kompulsif banyak ada ketakutan konstan dihadapkan oleh tagihan lain yang besar,
atau kreditur marah. Banyak mencoba untuk menyembunyikan kedua tagihan dan
barang yang dibeli karena takut ditemukan. Dalam beberapa kasus, orang bahkan
terlibat dalam kegiatan kriminal dalam rangka untuk membayar tagihan mereka dan
mempertahankan garis mereka kredit.
Perilaku dari
konsumen kompulsif tampaknya cukup mirip dengan manifestasi umum dari perilaku
adiktif. Namun, definisi istilah "kecanduan," adalah titik
diperdebatkan di kalangan dokter. Bagi beberapa orang, kecanduan mungkin hanya
mengacu pada substansi, dan membutuhkan kehadiran habituasi fisiologis dan
sindrom pantang. Karena kontroversi ini, kami telah memilih untuk menggunakan
konsumsi jangka kompulsif daripada adiktif.
Contoh : seorang anak belasan tahun dapat memandang
dirinya sebagai ”lebih didambakan, lebih modern, dan lebih sukses” karena ia
memiliki ”sepasang sepatu karet model tahun terakhir” yang diburu banyak emosi
manusia dapat dihubungkan dengan kepemilikan yang berharga sehingga kepimilikan
tersebut dapat dianggap sebagai perluasan diri.
Perilaku Konsumsi yang Kompulsif Konsumsi yang kompulsif termasuk perilaku
yang abnormal yang merupakan contoh ”sisi gelap konsumsi”. Para konsumen yang
kompulsif cenderung kecanduan; dalam beberapa hal mereka tidak dapat
mengendalikan diri, dan tindakan mereka dapat berakibat merusak diri sendiri
dan orang-orang di sekeliling mereka.
Contoh Kasus Consumer Compulsive
Consumption
Contohnya, Coca Cola dihubungkan dengan merah yang mengandung arti
kegembiraan. Kuning dihubungkan dengan sesuatu yang baru, dan hitam sering
mengandung arti kecanggihan. Kombinasi hitam dan putih menunjukkan bahwa produk
dibuatdengan teliti, berteknologi tinggi, dan desainnya canggih. Nike
menggunakan warna hitam, putih, dan sedikit merah untuk berbagai model sepatu
olahraganya yangterpilih yang secara tidak langsung menyatakan ”sepatu olahraga
berkinerja tinggi”. Untuk mengungkapkan pandangan tersebut, para peneliti
menggunakan berbagai macam teknik pengukuran kualitatif,seperti observasi,
kelompok fokus, wawancara yang mendalam, dan teknik proyektif
CONSUMER ETHNOCENTRISM
Konsumen dengan etnosentrisme tinggi akan cenderung memiliki perasaan
bersalah apabila mengonsumsi produk dari luar negeri karena berakibat buruk
pada perekonomian bangsanya sendiri. Adapun konsumen dengan etnosentrisme
rendah tidak merasakan hal tersebut. Implikasinya bagi pemasar adalah
penggunaan penekanan pada aspek kebangsaan dalam penggunaan produk dalam negeri
bagi konsumen dengan tingkat etnosentrisme tinggi.
Etnosentrisme konsumen berasal dari konsep psikologis yang lebih umum dari
etnosentrisme. Pada dasarnya, orang etnosentris cenderung memandang
kelompok mereka sebagai superior dari orang lain. Dengan demikian, mereka
memandang kelompok lain dari perspektif mereka sendiri, dan menolak orang-orang
yang berbeda dan menerima orang-orang yang mirip (Netemeyer et al, 1991;. Shimp
& Sharma, 1987). Hal ini, pada gilirannya, berasal dari teori-teori
sosiologi sebelumnya di-kelompok dan keluar-kelompok (Shimp & Sharma,
1987). Etnosentrisme, maka secara konsisten ditemukan, adalah normal untuk kelompok-ke-keluar
kelompok (Jones, 1997, Ryan & Bogart, 1997).
Etnosentrisme konsumen
khusus mengacu pada pandangan etnosentris yang diselenggarakan oleh konsumen di
satu negara, dalam kelompok, terhadap produk dari negara lain, keluar-kelompok
(Shimp & Sharma, 1987). Konsumen mungkin percaya bahwa itu tidak tepat, dan
bahkan mungkin tidak bermoral, untuk membeli produk-produk dari negara lain.
Pembelian produk asing dapat dipandang sebagai tidak layak karena biaya
pekerjaan domestik dan melukai ekonomi. Pembelian produk asing bahkan dapat
dilihat sebagai hanya patriotik (Klein, 2002; Netemeyer et al, 1991;.
Sharma, Shimp, & Shin, 1995; Shimp & Sharma, 1987).
Contoh Kasus Consumer Ethnocentrism
Mudahnya ketika saya dan Metta sedang makan siang dengan kecap, di mana
orang-orang Indonesia suka kecap, beberapa teman Taiwan memperhatikan kami, dan
beberapa berkata, aneh. Saya diam, dan kesimpulan yang saya ambil
hanya satu, "orang2 Taiwan tidak makan dengan kecap, atau kecap tidak biasa
dimakan dengan nasi." saya tidak sampai hati bilang orang Taiwan aneh
karena kami makan dengan kecap, karena toh apa bedanya saya dengan mereka pada
akhirnya?
Sama dengan kebiasaan mandi pagi hari yang jarang dilakukan orang Taiwan.
Awalnya saya kaget, tapi dengan itu saya belajar kedepannya, hanya karena saya
mandi setiap pagi bukan berarti tidak mandi itu aneh. Karena seandainya saya
bilang hal itu aneh, apalagi namanya kalau bukan meninggikan diri sendiri dan
menganggap semua yang tidak sama adalah lebih rendah?
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar